Your cart is currently empty!
Nasehat Cinta Buat Ananda*
Mari mengingat kembali kisah siroh dari 4 nama ABU pada masa Rasulullah, untuk memetik hikmah.
- ABU BAKAR: Orang pertama kali yang percaya dan mudah menerima kebenaran. Orang yang loyal dan setia.
- ABU THALIB: Orang yang berpihak dan mensupport kebaikan pada dakwah tapi merahasiakan. Secret admirer.
- ABU SUFYAN: Orang dengan karakter wait and see, jenis orang yang memantau dulu. Jika sesuai perhitungan dan perkiraannya, dia akan menentukan sikap.
- ABU JAHAL: Orang yang terang-terangan memusuhi dan melawan dakwah Rasulullah.
Kita termasuk dalam ‘ABU’ yang mana? Lalu mau mengarahkan anak-anak pada tipe ‘ABU’ yang mana?
.
.
“Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur (tidak bersyukur), sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Luqman:12)
Dari ayat di atas, kita belajar tentang kesyukuran:
a. Ingat siapa yang memberi
b. Dijaga dan dirawat
c. Digunakan untuk hal hal yang menyenangkan yang memberi.
Jangan sampai kita masuk dalam zona DD. Zona dikejar Dunia. Yakinlah bahwa nikmat Allah lebih banyak bagi makhluknya.
.
.
“Adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kenikmatan, berkatalah dia, “Tuhanku telah memuliakanku.” Sementara itu, apabila Dia mengujinya lalu membatasi rezekinya, berkatalah dia, “Tuhanku telah menghinaku.” (QS. Al-Fajr:15-16)
Ayat di atas mengajak kita untuk tidak jadi kaum marginal (kalo ada margin baru mau kenal), kaum transaksional. Banyak hal yang perlu disadari. Tidak ada doa yang tertolak. Yang ada doa kita sedang Allah tunda, dikabulkan, atau diganti yang lebih baik.
Maka saat ini, dengan peran sebagai Pejuang Siroh, kita bertambah taat apa tidak?
– jika ingat dan tambah mendekati Allah sama dengan NIKMAT
– jika lupa dan tambah menjauhi Allah sama dengan LAKNAT
Mari memperbesar syukur dengan terus mengedepankan berbaik sangka pada Allah. Bersyukur akan menghindarkan kita dari menjadi manusia yang transaksional.
Bagaimana agar anak menjadi anak sholeh bagi kedua orangtua?
Anak-anak butuh keteladanan. Anak-anak adalah peniru yang ulung. Mirrorir. Sebelum kita ingin punya anak yang sholeh, bercermin dulu, apakah kita sudah menjadi anak sholeh yang membuat orangtua kita bangga? Jangan mengharapkan oranglain, bersandar itu sama Allah saja. Yang perlu kita lakukan adalah ikhtiar yang terbaik dengan membingkai pada doa memohon penjagaan-Nya
Yang perlu kita lakukan sebagai orang tua adalah
A : Ajak
B : Bicarakan
C : Contohkan
D : Dilakukan
Penyebab sombong dan ujub adalah
H : Harta
A : Amal sholih
J : Jabatan
I : Ilmu
.
.
“Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (QS. Al-A’raf:17)
Syaiton itu keukeuhan, kuat sekali upayanya untuk menjadikan manusia sebagai hamba yang kufur atas nikmat dan menghilangkan rasa syukur, sampai ia mengganggu dari 4 arah (depan, belakang, kanan dan kiri). Untuk itu kita perlu juga ikhtiar semaksimal mungkin untuk:
– JAMU: Jaga Mulut
– JATI: Jaga Hati
Wallahualam bishawab
*Tulisan ini adalah insight belajar dari Ustad Lukmanulhakim pada agenda SLC Bootcamp#6 di Yogyakarta Tgl 21 Agustus 2024
Leave a Reply